Ketika Semuanya Dimulai (part 1)

Kamu bisa mengarang dimana saja dan kapan saja, dengan catatan tanpa meninggalkan atau mengganggu suatu hal yang amat penting. Seperti halnya yang saya lakukan, yaitu mengarang di waktu luang. Terkadang saya menulis saat menunggu jam perkuliahan dimulai, tapi hal itu membuat teman sekelas risih. Bukan risih dalam sudut pandang negatif, tapi risih ingin mengutarakan suatu pertanyaan, yang tidak lain adalah

"Lagi ngerjain apa?"
"Ada tugas apa?"

Ya memang wajar sekali apabila kalian berada di lingkungan kampus, yang mana katanya mahasiswa tidak lepas akan tugas. Ternyata memang sulit untuk mendapatkan ilmu banyak ya dengan bonus mendapatkan gelar semata.

Seringkali pertanyaan tersebut diutarakan ketika ada seseorang yang sedang bermain laptop tanpa melihatnya. Tapi hal tersebut tidak membuat saya lelah untuk menjawabnya, dimana secara kebetulan saya sedang menulis suatu cerita di blog. Tidak berhenti disitu, ternyata ada beberapa orang yang mungkin tertarik dengan bakat seseorang, ia melanjutkan dengan mengutarakan rasa ingin tahunya.

"Bagaimana awal mulanya bisa menjadi seorang penulis di blog (blogger)?"

Dari situ lah saya ingin mulai bercerita..

Awalnya saya tidak terlalu senang dengan pelajaran mengarang, ataupun menulis suatu cerita. Bahkan untuk menulis pantun atau puisi saja meminta bantuan teman. Mungkin hanya satu hal yang menarik untuk saya, yaitu menggambar.

Tapi suatu ketika, saat itu kebetulan ada tokoh penulis cerita yang sedang naik daun, sebut saja dia Raditya Dika. Saya coba baca bukunya dari satu cerita ke cerita lainnya. Hm.. ceritanya pun cukup simple tapi ada sesuatu yang bisa menarik kita untuk terus membacanya.


Disisi lain seorang teman dekat memiliki keinginan menjadi seorang penulis, yang mana penghasilan akan mengalir tanpa harus bekerja keras setiap hari. Modalnya hanya menulis cerita atau bahkan menghayal. Hal itu pun mengingatkan saya kepada orang tua yang sependapat dengannya. Ia membelikan sebuah buku yang menyajikan tips menulis cerita dengan baik. Tapi, tetap saja saya masih tidak tertarik akan dunia menulis bahkan saya tidak ingin membaca satu kata pun di buku itu.

***

6 komentar:

  1. Memang berawal dari Raditya Dika, dan sekarang saya sampai pada Franz Kafka.
    Bang Radit ini salah satu alasan dulu ketika memulai ngeblog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata blogger banyak karena bang Radit sih, apalagi bisa sampai sukses sampai sekarang.

      Hapus
  2. Ya, aku juga mulai gara-gara Raditya Dika, btw bukunya nganggur, boleh pinjem? haha

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.